Silaturahmi, Kunci Keberhasilan Poso Pesisir Atasi Konflik

Diposting oleh Forum Poso Bersatu

Ketika terjadi konflik di Kabupaten Poso, warga Kecamatan Poso Pesisir yang paling merasakan penderitaan. Kecamatan inilah yang paling parah mengalami kerusakan.

Ribuan rumah dan bangunan lainnya dibakar. Fasilitas umum lainnya, selain dibakar juga ikut dirusak. Warganya banyak pula yang terpaksa harus ikut mengungsi.
Mungkin karena warganya yang merasakan dan memahami benar kerugian akibat konflik, kini justru merekalah yang selalu meneriakkan perdamaian.

Masyarakat Kecamatan Poso Pesisir pula yang kini membenci adanya permusuhan dan rasa saling curiga-mencurigai. Karenanya, wilayah merekalah yang sekarang semakin kondusif, mereka beberapa waktu terjadi gangguan keamanan di daerah lainnya.
”Kecamatan Poso Pesisir sekarang memang bisa dijadikan percontohan bagi kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Poso. Masyarakatnya, terutama dari lapisan paling bawah, sepakat untuk tidak lagi menciptakan konflik,” kata Komandan Korem 132 Tadulako, Kol Inf Suwahyuhadji kepada SH seusai menjadi Irup peringatan Hari TNI di Palu, Sabtu (5/10).

Suwahyuhadji yang pernah hampir sebulan berturut-turut di Poso menilai masyarakat di kecamatan itu malahan sudah menciptakan ketahanan wilayah. Dari langkah itu saja, sudah dapat dipastikan, betapa besar keinginan masyarakatnya untuk hidup damai.

Atas inisiatif masyarakatnya pula, di kecamatan ini sudah dibentuk forum komunikasi antarumat beragama. Ketika gangguan keamanan kembali terjadi di daerah lainnya di Poso, wilayah ini malahan aman-aman saja.

Itulah sebabnya, ia mengusulkan agar Kecamatan Poso Pesisir dapat dijadikan percontohan proses rekonsiliasi di Kabupaten Poso. Beberapa warga kecamatan itu menjelaskan apa pun yang terjadi di daerah lainnya, mereka tidak akan terpengaruh.

Mereka menganggap saling bermusuhan yang dialami selama ini tidak pernah menguntungkan masyarakat kecil, sebaliknya mereka selalu menjadi korban. Harta benda habis dibakar, dan jiwa pun terancam.

”Kami sudah bosan dan capai dengan suasana konflik. Kami selalu dijaga aparat keamanan, tidak ada rasa nyaman dan tenteram, apalagi untuk bekerja di kebun. Akhirnya yang dihadapi hanya ketakutan dan mengharapkan bantuan makanan dari pemerintah,” kata Achmad, salah satu warga Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir.

Menurut petani dari ayah empat anak itu, akibat pertikaian berkepanjangan di Poso, rakyat kecil yang sangat merasakan penderitaan. Rumah mereka dibakar dan sebagian isinya tidak dapat diselamatkan. Kebun pun terbengkalai, karena tidak pernah diurus. ”Siapa yang berani mau pergi merawat kebun, karena ketakutan dibunuh. Anak-anak juga akhirnya tidak dapat sekolah dengan baik, serbasusah,” katanya.

”Biarlah kejadian pahit itu kami petik hikmahnya, dan jangan terulang kembali. Itulah yang kami sepakati dan jaga sekarang ini. Kalau tidak, bagaimana kami dapat menatap masa depan yang lebih baik lagi,” kata I Nyoman, petani transmigran asal Bali.

Salah satu tokoh Poso, H. Jahja Mangun, yang juga seorang deklarator Malino, menilai warga Kecamatan Poso Pesisir memang patut dicontoh warga kecamatan lainnya di Kabupaten Poso. Kekompakan warga dan rasa kebersamaan yang tidak mengenal perbedaan agama, menjadikan wilayah ini sangat kondusif.

”Warga di kecamatan ini tidak ada yang mengkhianati kesepakatan untuk menuju perdamaian. Mereka benar-benar memegang teguh istilah ‘Jangan ada dusta di antara kita’. Kalau di kecamatan lainnya, justru ‘Masih ada dusta di antara kita,’ karena mengkhianati kesepakatan perdamaian,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Poso itu, mengutip judul lagu almarhum Broery Pesolima.

Situasi Poso Pesisir yang mulai kondusif itu dibenarkan Petugas Posko Penanggulangan Poso, Drs Frets Abast, yang juga salah satu tokoh Kristen. Dalam pandangannya, kebersamaan warga Poso Pesisir sudah sangat kokoh dan menyatu. Hal ini terjadi karena masing-masing pihak berusaha tidak lagi mempermasalahkan agama.

Digambarkannya, warga sudah saling melakukan kunjungan, (silaturahmi) bahkan mereka saling membantu membangun tempat ibadah yang rusak akibat konflik beberapa saat lalu.

Berkat peran Pokja yang terdapat di tiap-tiap desa yang selalu menyosialisasikan Deklarasi Malino, mereka tergugah untuk saling menjaga tempat ibadah milik jemaah Islam maupun Kristen.

”Jadi sekarang ini tidak perlu ada lagi Pos Keamanan. Dengan kesadaran mereka sendiri, mereka menyatu untuk mengusir orang-orang yang dianggap asing,” tandasnya.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Zainal Abidin Ishak juga menilai kesungguhan masyarakat Kecamatan Poso Pesisir untuk merajut kembali tali persaudaraan yang pernah terputus sangatlah besar. Salah satu indikasinya, setiap warga selalu mencurigai oang-orang baru yang tidak dikenal ketika masuk ke wilayah mereka. Bilamana ada hal seperti itu, mereka akan melaporkan ke kepala desa atau aparat keamanan.

”Ini salah satu bentuk kepedulian warga dalam menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Jadi, kewaspadaan terhadap orang-orang mencurigakan yang dapat membahayakan kerukunan warga selalu mereka jaga betul,” kata Kapolda Sulteng.
Ia juga menjelaskan, sekali waktu, ada satu keluarga warga Poso Pesisir bergama Kristen yang pergi ke Tentena. Di sana, keluarga itu bertemu dengan para tetangganya di tempat pengungsian.

Lalu, keluarga tersebut mengajak para tetangganya agar segera kembali ke tempatnya karena mereka sangat merindukan kehidupan seperti sebelum terjadinya konflik. Apakah keluarga itu berhasil memanggil tetangganya, Kapolda Sulteng belum tahu hasilnya. Namun, cerita itu menurutnya, membuktikan betapa besarnya keinginan masyarakat Poso Pesisir untuk hidup dalam suasana damai.

Giatkan Silaturahmi
Kerukunan antarumat beragama di Kecamatan Poso Pesisir menjadi salah satu kunci penyebab wilayah itu semakin aman. Para pemimpin masing-masing agama menjalin hubungan yang sangat harmonis.

Mereka bersatu untuk menghadapi siapa saja yang mencoba memprovokasi warga. Janganlah heran, upaya-upaya untuk memecah-belah rasa persatuan, persaudaraan satu sama lainnya di wilayah ini harus berhadapan dengan kekuatan semua warga yang sudah mencetuskan keinginan perdamaian.

Camat Poso Pesisir M Taslim Halide SH menjelaskan masyarakat yang ada di wilayahnya umumnya bergama Islam, Kristen, dan Hindu. Sejak Deklarasi Malino dicetuskan Desember tahun lalu, masyarakat di kecamatan ini memang sudah mulai merintis perdamaian.

Mereka mencoba benar-benar menghayati kesepakatan yang tertuang dalam Deklarasi Malino sebab hanya dengan itulah akan terwujud perdamaian. Apa yang sudah terjadi, meski itu pahit, diambil hikmahnya, sehingga warga benar-benar berupaya kuat dan bersama-sama menangkal berbagai isu dan provokator yang masuk.

”Ini murni keinginan warga untuk menjalin kembali tali kehidupan yang damai. Sekarang warga desa mana saja yang ingin bepergian ke desa lainnya di wilayah kecamatan ini, tidak ada lagi yang merasa takut,” kata Taslim Halide.

Menurut Taslim, situasi ini terjadi sejak Deklarasi Malino dicetuskan. Warganya aktif membudayakan silaturahmi antarwarga, antarumat beragama, dan kelompok-kelompok lainnya yang ada di masyarakat.

Ia mencontohkan, belum lama ini dilakukan silaturahmi antarumat beragama di Desa Tokorondo yang sempat dihadiri Bupati Poso Abd Muin Pusadan. Silaturahmi itu dihadiri sekitar 250 orang, berasal dari 27 desa. Masing-masing desa mengirimkan utusannya 20 orang, dari kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.

Utusan masing-masing desa itulah yang akan meneruskan pesan-pesan yang menyejukkan ke desanya masing-masing. Dalam silaturahmi itu, kata Taslim, Bupati Poso Muin Pusadan mengakui, ketika terjadi konflik, Kecamatan Poso Pesisirlah yang mengalami paling parah berupa fisik.

Akan tetapi, hal itu ternyata bukanlah hambatan bagi warganya untuk membangun kembali perdamaian. Mereka dengan kompak, bersatu, saling menghargai satu sama lainnya, dan tidak terpengaruh dengan kejadian-kejadian di daerah lainnya.
Bupati Poso kemudian memutuskan Kecamatan Poso Pesisir sebagai percontohan bagi kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Poso. (SH/tasman banto)

SUMBER: sinarharapan.co.id
Dikliping Oleh Divisi Humas Forum Poso Bersatu
Email: posobersatu@gmail.com
Blog, Video, Lagu, dan Foto: http://posobersatu.multiply.com

0 komentar: