Gua Pamona dan Leluhur Orang Poso

Diposting oleh Forum Poso Bersatu

JIKA mengunjungi Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), sempatkanlah singgah ke Gua Pamona. Gua tersebut terletak persis di sebelah Danau Poso, kawasan yang sudah terkenal keindahannya sehingga telah menjadi salah satu tujuan wisata mistis dan unik karena letak sebagian danau tersebut berada di bawah Danau Poso.

Gua yang namanya sama dengan suku asli orang Poso tersebut terletak di Desa Sangele, Kecamatan Pamona Utara, 56 kilometer dari Kota Poso.

Mulut Gua Pamona menghadap ke selatan dengan lebar dua meter. Sebagian jalan di gua tersebut memiliki ketinggian kurang dari satu meter, sehingga memaksa pengunjungnya untuk berjalan sambil berjongkok.

Gua sepanjang sekitar 200 meter tersebut memiliki kedalaman 80 meter. Dulunya, gua tersebut memiliki panjang lebih dari 200 meter. Karena perubahan kondisi alam dan adanya beberapa reruntuhan, akhirnya panjangnya hanya sebatas itu.


Letak gua yang dalam menyebabkan oksigen di dalamnya relatif sedikit. Hal itu membuat pengunjung merasa gerah dan cepat lelah saat menyusuri jalan dalam gua.

Pencahayaan di gua tersebut juga sangat minim, hanya mengandalkan cahaya matahari yang berasal dari celah-celah bebatuan di atasnya. Suasana di dalam menjadi remang-remang dan menambah miris orang yang percaya pada cerita mistis.

Menurut cerita masyarakat setempat, selama ratusan tahun silam gua tersebut berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan jenazah raja atau kaum bangsawan suku Pamona dan keluarganya. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya kerangka manusia dan keranda yang masih ada di dalamnya.

Banyak warga setempat meyakini gua tersebut merupakan salah satu tempat asal-usul leluhur mereka.

Sampai kini gua tersebut banyak dikunjungi masyarakat dari luar Poso, terutama pada akhir pekan atau hari libur.

Setelah puas menyusuri gua tersebut, biasanya pengunjung menyempatkan untuk mandi di Danau Poso yang airnya selalu jernih.

Kamar Gua
Dalam gua tersebut juga terdapat delapan kamar atau ruang yang sangat gelap dan lembap. Ruang tersebut dahulunya berfungsi menyimpan jenazah suku Pamona yang disesuaikan dengan status sosialnya.

Jenazah yang disemayamkan tersebut biasanya disertai perangkat kubur, seperti pakaian atau barang-barang berharga milik jenazah semasa hidupnya.

Namun seiring banyaknya pengunjung, tidak jarang ada yang usil dengan mengambil kerangka atau bagian goa yang sangat tinggi nilai sejarahnya itu.

Pemerintah setempat juga telah menetapkan gua tersebut sebagai situs sejarah yang dilindungi, selain beberapa gua lain, seperti Gua Tangkaboba dan Gua Latea.

Kepala Bagian Infokom Kabupaten Poso Amir Kiat mengatakan keberadaan gua tersebut menjadi salah satu paket kunjungan wisata yang menarik bersama Danau Poso. "Setelah mengunjungi Danau Poso, kalau tidak mengunjungi Gua Pamona rasanya kurang lengkap," ujarnya.

Di sekitar lokasi wisata tersebut juga terdapat penginapan untuk memanjakan wisatawan.

Selain itu, terdapat beberapa rumah makan yang menyediakan menu khas Tentena, seperti ikan sogili atau sidat.

Sogili merupakan ikan endemik di Danau Poso yang bentuknya mirip ikan lele. Sogili dapat dimasak dengan berbagai cara seperti direbus, dibakar atau digoreng. Tapi masyarakat setempat biasanya lebih menyukai sogili bakar. Rasanya sangat gurih dan dagingnya kesat.

Amir Kiat mengatakan pemda setempat telah menyiapkan acara khusus di sekitar Danau Poso dan Gua Pamona pada Agustus untuk mengisi Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008.

Pada Agustus 2008, terdapat Festival Danau Poso yang merupakan ajang pertunjukan budaya dari seluruh daerah di Sulteng.n ANT/M-1.

SUMBER: Lampung Post
Dikliping Oleh Divisi Humas Forum Poso Bersatu
Email: posobersatu@gmail.com
Blog, Video, Lagu, dan Foto: http://posobersatu.multiply.com/

0 komentar: